Jumat, 28 Agustus 2009

"Mengapa harus berpuasa ?"


Al-Baqarah 183,185
183. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,

185.Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

 
Ketika Nabi Muhammad saw. pertama kali datang ke Madinah, beliau selalu berpuasa selama tiga hari berturut-turut setiap pertengahan bulan, yaitu tang¬gal 13, 14, 15. Nabi pun berpuasa pada hari Asyura tanggal 10 Muharam. Kemudian Allah mewajibkan puasa Ramadan, melalui Q.S. Al-Baqarah (2): 183-184 (al-Kiya al-Har¬rasy;1983;I:62). Puasa yang sebelumnya selalu dilaksanakan Rasulullah saw. akhirya menjadi puasa sunat. Menurut ri¬wayat, perintah puasa turun tanggal 10 Saban satu setengah tahun setelah hijrah (al-Jaziri: 2001:307) sehingga ibadah puasa Ramadan pertama kali dilaksanakan nabi pada bulan Ramadan tahun 2 Hijriah.
Perintah puasa sebelumnya diwajibkan kepada umat se¬belum Muhammad saw. Umat Nabi Musa a.s. dan Isa a.s. diwajibkan berpuasa selama satu bulan dan pernah di¬lakukan pada bulan yang sangat panas sehingga bulan itu disebut bulan Ramadan. Namun, mereka memindahkannya ke musim semi (rabi') dan jumlahnya ditambah menjadi 50 hari karena pertimbangan ada pemuka agama (rahib) yang sakit, bernazar untuk sembuh sehingga puasa menjadi 50 hari. (al-Jashash, 1993, I: 243)

Mengapa puasa diperintahkan dan apa tujuannya? Jawab¬nya ada pada akhir ayat 183, berpuasa adalah proses untuk mencetak umat Muhammad meraih derajat takwa (la'al¬lakum tattaqun). Ini merujuk pada kata la'ala-kum lalu dis¬ambung dengan kata tattaqun. Makna la'alla, berarti mem¬persiapkan diri untuk menjadi pribadi yang takwa penuh keyakinan. (Muhammad Abduh, jilid II:165).
Tujuan puasa seperti diungkap dalam Kitab al-Jurjawi /1938: hal 243-247, adalah (1) membiasakan hamba Allah selalu bersyukur karena setiap bentuk ibadah adalah perwujudan syukur pada Sang Pencipta, (2) belajar menjaga amanah yang dibebankan Allah pada hamba-Nya, (3) mem-bersihkan sifat binatang dan mendekatkan diri pada sang pencipta, (4) menjaga kesehatan lambung dan puasa ra'su al-daw? (inti pengobatan). (5) melatih potensi diri, (6) men¬gendalikan nafsu biologis, seperti hadis Nabi, "Hendaklah kamu berpuasa karena puasa adalah perisai." ( Desi Meyriana S. August '09 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar